Minggu, 06 Juli 2014

tembok



naskah drama

Mimpi dan Mati
Karya Dirham Damara
Saduran Cerita "Rarabi" karya Asep Sunandar Sunarya 

  
TOKOH


DARPA, kakak tibra
TIBRA, adik darpa
SARKARA, putri bangsawan
PAMAN, paman sarkara bernama arnawarma
KAKAK, kakak sarkara bernama gantari
BAPAK, bapak darpa
IBU, ibu darpa
AYAH, ayah sarkara
Pembunuh1
Pembunuh2

  
  
LATAR 1
(Dalam ruang tamu keluarga yang sederhana.)
IBU pak ibu khawatir.
BAPAK khawatir kenapa bu?
IBU anak kita pak.
BAPAK memangnya kenapa dengan anak kita?
IBU darpa, kalau ibu perhatikan akhir-akhir ini dia selalu murung, sesekali dia mengeluarkan air matanya. Ibu khawatir terjadi sesuatu
BAPAK darpa?
IBU iya
(datang tibra ke ruangan itu)
BAPAK nah ini ada tibra, coba kita tanyakan saja padanya bu.
TIBRA ada apa pak, bu? Mengapa terlihat serius sekali? apa ada masalah?
IBU iya nak. Kakak mu
TIBRA kenapa dengan kakak?
IBU akhir-akhir ini kalau ibu perhatikan, kakakmu murung saja kerjannya. Ibu khawatir terjadi sesuatu pada kakakmu nak.
TIBRA iya bu, kalau tibra liat juga memang seperti itu. Tibra pernah menanyakan keadaannya. Kakak hanya senyum dan menggelengkan kepala. Kenapa yah kakak?
IBU pak. Tolong lakukan sesuatu pak. Kasian darpa
TIBRA iya pak. Bukankah bapak sering nasihati kepada kami, kalau keluarga kita harus kompak dan saling membantu.
BAPAK Dimana sekarang darpa bu?
IBU di kamarnya pak
BAPAK tibra, coba panggil kakakmu. Bilang bapak ingin bicara dengannya.
TIBRA baik pak
(tibra pergi dan memangil kakanya)
IBU apa akan baik-baik saja pak?
BAPAK ibu tenang saja. Kita tanyakan dulu saja kepada darpa apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya.
(darpa dan tibra datang menghampiri)
BAPAK kemari nak bapak ingin bicara dengan kamu
IBU iya nak kemari. Kenapa kau akhir-akhir ini sering sekali melamun? Sini nak.
DARPA iya pa.
BAPAK kenapa kamu nak? Kenapa melamun saja? Cerita sama bapak apa masalah kamu? Barangkali kamu ingin sesuatu, bilang sama bapak! Memang kita keluarga susah tapi  mungkin bapak bisa mengusahakan sesuatu untuk kamu.
IBU apa yang pikirkan darpa? Ibu sungguh khawatir dengan keadaan kamu.
TIBRA iya kak. kakak kenapa? Mungkin adikmu ini bisa melakukan sesuatu untukmu.
DARPA pak, bu saya ini sedang ada masalah tapi saya sendiri tidak tau apa sebenarnya yang saya sedang hadapi.
IBU kenapa?
BAPAK coba kamu ceritakan! Janganlah kamu pendam sendiri masalah yang ada. Kita ini keluarga. Apapun yang kita bisa lakukan, sebisa mungkin pasti akan kita usahakan. Terlebih aku ini bapakmu nak. Sudah menjadi tanggungjawab bapak sebagai orangtua untuk dapat membahagiakan kamu.
DARPA aku jatuh cinta pak.
TIBRA oh kakak lagi kasmaran
BAPAK ahahahahahaha… jadi itu nak. Yah bapak paham, usia kamu memang sudah pantas untuk menikah. Bapak akan usahakan dengan apa yang kita miliki sekarang agar bisa melamar dan menikahkan kamu dengan wanita pujaan kamu.
IBU ibu juga sudah tidak sabar ingin menimang cucu
DARPA tapi
BAPAK sudah tidak apa-apa nak. Sudah menjadi tanggungjawab bapak untuk menikahkan kamu. Memang siapa wanita yang sedang kamu pikirkan itu?
DARPA tapi
IBU sudah nak. Ibu sedih belum bisa bahagiakan kamu sejak kecil. Sudah tak apa. Ibu ingin kenal dengan wanita itu nak.
DARPA tapi bukan hanya itu masalahnya.
BAPAK lalu apa?
DARPA biarkan aku selesai bercerita dahulu. Memang aku sedang jatuh cinta tetapi ini sulit pak, bu.
BAPAK baik ceritakan nak
DARPA sudah satu minggu ini aku bermimpi, dan mimpi itu selalu sama setiap malamnya. saya bertemu wanita yang sangat cantik, cantik sekali.  Dia bernama sarkara. Dalam mimpi itu kita saling mencintai. Entah kenapa aku yakin sekali bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi biasa. Aku yakin ini benar-benar jodoh yang diberikan mahagusti untuk aku pak.
BAPAK lalu?
DARPA dalam mimpi itu dia juga bilang tidak akan punya suami kalo bukan sama aku pak.
BAPAK siapa tadi nama perempuannya?
DARPA sarkara pak
BAPAK lalu apa yang ingin kamu lakukan?
DARPA aku mohon pamit pak. aku mau mencari sarkara
BAPAK cari kemana?
IBU iya nak. Kamu mau mencarinya kemana?
BAPAK sadar darpa! Kita ini orang susah, wajar jika kamu memimpikan calon istri yang cantik dan kayaraya tapi kita harus sadar diri. Buka mata kamu darpa.
DARPA ngerti pak, aku juga sadar diri kalau aku ini buruk rupa. Tapi gimana pak. Aku akan usaha dulu pak. Aku mau cari sarkara.
BAPAK sudahlah darpa, kalau kamu memang ingin menikah, cari saja wanita di desa sini. Tidak usah jauh-jauh kamu mencari. Apalagi hanya lewat mimpi.
DARPA maaf pak, tekad aku sudah bulat. Biarpun sulit, aku tetap akan mencari sarkara
BAPAK darpa! Jangan buat malu bapak! Pasti akan banyak orang menyangka kamu sudah gila. Sadar … sadar !
(Sambil bersimpuh di pangkuan bapaknya)
DARPA maaf pak, maaf.. iya darpa sadar. Darpa memang bukan siapa-siapa. Hidup darpa memang susah. Kerjaan darpa juga tidak jelas. Wajah buruk rupa. Tapi mau bagaimana pak? Hati, namanya juga hati, biar bagaimana juga susah untuk diobati. Maaf bila memang nanti bikin malu bapak. Darpa tetap akan pergi pak. Darpa tidak akan kembali sebelum bertemu dan menikah dengan sarkara.
BAPAK pergi kamu! Bikin malu keluarga. Pergi
DARPA iya pak. Saya mohon do’anya dari bapak sama ibu.
BAPAK pergi!
IBU pak…
BAPAK sudah diam bu, biarkan dia pergi
DARPA bu, maaf darpa harus pergi. Tibra titip bapak sama ibu. Tolong jaga mereka. Gantikan tugas kakak dirumah ini.
TIBRA kak
BAPAK pergi!
DARPA saya pamit pak, bu.
(Darpa pergi dari rumah) 
 TIBRA wah pak, bu. Benar saja tuh kakak pergi. Sampai tasnya pun sudah disiapkan
BAPAK biar. Biarkan saja dia pergi. Bikin malu
TIBRA maaf nih pak. Bapak sayang sama anak tidak?
BAPAK sayang
TIBRA anak sedang ada masalah kenapa malah bapak usir?
BAPAK kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia yang ingin pergi. Tidak sadar diri.
TIBRA bapak yang tidak sadar diri.
BAPAK maksud kamu?
TIBRA memang turunan siapa darpa itu, makanya bisa sampai seperti itu?
BAPAK ya sama seperti kamu. Turunan bapak, anak bapak
TIBRA nah bener berarti bapak yang tidak sadar diri. Maaf nih pak tibra mau tanya, bapak itu ganteng apa engga?
BAPAK ya bapak sadar diri, memang bapak jelek
TIBRA lalu bapak menikah dengan siapa?
BAPAK ya ibu kamu
TIBRA ibu cantik atau tidak?
BAPAK cantik
TIBRA nah, bapak masih belum sadar? sama darpa juga seperti itu pak. Bapak dulu juga pernah cerita kalo bapak sering memimpikan ibu sewaktu belum menikah. Masih belum sadar juga bapak?
BAPAK tapi ini berbeda tibra. Memang bapak sering memimpikan ibu kamu tapi bapak sudah pernah bertemu dengan ibu kamu sebelumnya.
TIBRA ya paling tidak bantu lah kakak. Jangan main usir begitu saja.
BAPAK kamu mau membela kakak kamu?
TIBRA iya lah pak. Kasihan kakak. Anak sendiri lagi ada masalah, kok malah diusir!
BAPAK pergi kamu! Ikuti sana kakak kamu. Sama saja kamu dengan kakakmu. Pergi!
TIBRA bapak ngusir tidra juga?
BAPAK pergi!
TIBRA baik. Tibra akan pergi. Untuk apa tibra hanya berdiam diri disini. Lebih baik tibra membantu kakak. Ibu, maaf tibra tidak bisa membantu ibu. Tibra ingin menemani kakak bu.
IBU jngan pergi nak
TIBRA maaf bu.
BAPAK pergi!
(tibra pergi menyusul kakaknya)
IBU aduh pak. Kita ditinggal sama kedua anak kita. Kedua jagoan kita. Apa sebenarnya yang bapak pikirkan? Hingga kedua anak kita bapak usir?
BAPAK hahahahaha
IBU loh kenapa bapak tertawa bukankah bapak sedang marah?
BAPAK tidak bu, bapak tidak marah. Ini cara bapak. biarkan saja mereka. Ibu tidak perlu khawatir.
IBU bagaimana tidak khawatir.  Mereka itu lahir dari rahimku pak
BAPAK iya bapak mengerti. Biar saja bu. Bapak yakin dengan kemampuan mereka. Darpa memang buruk rupa tapi darpa itu cerdas bu. Sedangkan tibra, dia pandai berkomunikasi dan mudah bergaul dengan siapapun. Mereka pasti bisa melewati semua ini.
IBU lalu maksud bapak mengusir mereka?
BAPAK supaya mereka mandiri bu. kalau manusia awalnya mengalami kesulitan, nantinya akan dapat kemudahan. Biar saja, agar mereka berlajar tentang hidup. Mereka harus bisa mandiri. Dengan cara ini bapak yakin akan melatih kemampuan mereka, kemandirian mereka.
IBU jadi bapak tidak benar-benar marah kepada mereka?
BAPAK hahahahaha. Tidak bu. kalau darpa berhasil menemukan jodohnya pasti bapak akan senang sekali.
IBU tapi pak ibu khawatir kalau darpa sampai ditolak oleh calon mertuanya
BAPAK kalau sampai itu terjadi bapak akan langsung turun tangan. Untuk sekarang biarkan darpa berusaha semampunya. Sudah sekarang ibu tidak perlu khawatir lagi ya.
IBU iya pak. Ibu percaya sama bapak.




LATAR 2
(Dalam perjalanan darpa)
DARPA sarka… Dimana kamu berada? Ga jelas dimana kamu berada. Hanya yang jelas kamu bernama sarkara putri bangsawan. Ibu maaf saya tidak bisa menbantu ibu lagi. Bapak, ga.. darpa ga sakit hati sama sekali diusir sama bapak, aku mengerti watak bapak, pasti ini cara bapak agar membuat darpa lebih dewasa (berbicara dalam hati dalam perjalanannya)
TIBRA kak! Kakak!(memanggil)
DARPA (menoleh)
TIBRA kakak tunggu! (berteriak)
(tibra menghampiri kakaknya)
DARPA ada apa? Buat apa kau mengikuti aku tibra?
TIBRA (menghela nafas) Tibra ikut. Tibra ingin menemani kakak
DARPA jangan! Kasihan bapak dan ibu. mereka sudah tua. Kalau kamu ikut, siapa yang akan membantu mereka mengambil air dan kayu bakar untuk memasak?
TIBRA begini kak. tibra diusir juga sama bapak kak.
DARPA diusir? Sudahlah kamu pulang sana. Kasihan bapak dan ibu.
TIBRA tidak kak. Tibra ingin menemani kakak saja mencari sarkara.
DARPA kakak bisa sendiri tibra, tidak perlu kamu menemani kakak.
TIBRA tidak kak.
DARPA hah.. ya sudahlah. Eh memangnya kengapa kamu sampai diusir bapak? Coba cerita ke kakak!
TIBRA setelah kakak pergi tibra sempat berdebat dengan bapak
DARPA hah? Berdebat? Berdebat soal apa? …
TIBRA itu ada tempat kak. Kita duduk disana saja. (mereka duduk di bangku ) begini kak. Setelah kakak pergi tibra bertanya pada bapak “bapak sadar tidak? Darpa itu keturunan siapa?”
DARPA lalu?
TIBRA darpa kan keturunan bapak. Makanya darpa seperti itu, sama seperti bapak. Bapak dulu juga pernah cerita kalau bertemu ibu lewat mimpi. Nah sekarang juga sama pak kejadiannya.
DARPA kamu bicaranya sambil marah?
TIBRA iya kak
DARPA tidak boleh seperti itu tibra. Biar bagaimanapun mereka itu orang tua kita. Kita harus tetap hormat padanya.
TIBRA habis darpa kesal kak.
DARPA lalu?
TIBRA bapak marah kak. Trus bapak sambil teriak bilang “pergi kamu, sama saja kamu seperti kakak kamu. Pergi!”
DARPA ya jelas bapak marah. Orang kamu sudah kurang ajar sama orang tua.
TIBRA tapi menurut tibra, tibra mengatakan suatu hal yang benar kak.
DARPA iya, tapi cara penyampaian kamu kurang tepat tibra.
(ada dua orang asing mendekat ke darpa dan tibra)
 PAMAN sudah tiga hari mencari tidak ada hasilnya
KAKAK iya paman. Sepertinya memang mustahil.
PAMAN eh. Ada orang disana. Ayo kita kesana.
(menghampiri darpa dan tibra)
PAMAN & KAKAK hahahahahahaha
TIBRA kak. Ini orang kenapa. Melihat kita langsung tertawa
DARPA tidak tau. Sepertinya menertawakan aku tibra.
TIBRA ada yang bisa kami bantu tuan?
PAMAN hahahahaha… aduh maaf nak. Saya tidak bisa menahan tawa. Maaf.. hahaha
TIBRA iya tidak apa-apa. Tapi tuan memang menertawakan apa?
PAMAN hahaha… (mulai berhenti tertawanya) itu disamping kamu siapa?
KAKAK iya, siapa orang dekat kamu itu?
TIBRA ini kakak saya tuan. Memang kenapa?
KAKAK kenapa tidak mirip?
TIBRA memang tidak mirip tuan, tapi kita memang saudara kandung
PAMAN haduh maaf. Baru pertama kali saya melihat orang seperti itu
DARPA iya memang saya buruk rupa. Tidak apa-apa, saya sudah terbiasa ditertawakan seperti ini.
PAMAN haduh maaf bukan maksud saya melecehkan.
TIBRA ada yang bisa kami bantu tuan?
PAMAN tidak. Kami hanya kebetulan lewat saja. Oh iya, kenalkan saya arnawarma dan ini keponakan saya gantari.
TIBRA saya tibra tuan
PAMAN itu kakak mu kenapa?
TIBRA kenapa apanya tuan? Wajahnya?
PAMAN bukan. Tapi kenapa terlihat murung begitu.
TIBRA iya tuan, biasa anak muda tuan. Kakak saya sedang galau mencari jodohnya.
PAMAN mencari jodoh?
TIBRA iya tuan. Mencari jodoh.
PAMAN mencari pacarnya maksud kamu? Pacarnya pergi?
TIBRA bukan tuan. Saya juga tidak tau siapa yang dia cari. Orang bertemu wanitanya saja belum
PAMAN lalu? Bagaimana dia bisa tau apa yang dia cari?
TIBRA kakak saya Cuma tau nama dan wajahnya saja tuan, tapi tidak tau kemana harus mencarinya
PAMAN katanya tadi belum pernah bertemu. Lalu bagaimana kakak kamu bisa tau?
TIBRA lewat mimpi tuah
PAMAN lewat mimpi? (sambil menoleh ke gantari) … lalu?
TIBRA iya, lewat mimpi… dan sekarang kami sedang mencarinya.
PAMAN kalo boleh tau siapa nama kakakmu?
TIBRA darpa tuan
PAMAN HAH!! (terhentak)
TIBRA kenapa tuan?
PAMAN siapa-siapa?
TIBRA dar-pa ..
PAMAN HAH! (berbisik ke gantari) dari nama sih sama tapi dari muka nih
KAKAK iya paman.
TIBRA kenapa tuan
KAKAK tidak-tidak. Kalau boleh tau siapa nama wanita yang sedang dicari itu?
TIBRA siapa yah, sebentar… kak siapa nama perempuannya kak?
DARPA sarkara
TIBRA hah, sakira?
DARPA sarkara
TIBRA sarkara tuan.
PAMAN & KAKAK hah!!! (kaget)
TIBRA ada yang salah tuan?
PAMAN eeehhmmm.. begini nak. Kami juga sedang mencari seseorang yang kami pikir sulit, bahkan mungkin mustahil untuk bisa ketemu. Kami dimintai tolong oleh ayahnya gantari yang tidak lain adalah ayah dari sarkara yang mungkin adalah orang yang sedang kalian cari. Saya sendiri adalah pamannya sarkara dan gantari adalah kakaknya.
KAKAK iya benar, kami mencari orang yang bernama darpa. Adik saya mimpi bertemu dengannya. Tapi ada masalah. Masalahnya  yang dimimpikan adik saya itu darpa seorang yang tampan.
PAMAN benar. Apa mungkin sama namanya saja yah?
DARPA paman (sambil sujud depan paman itu)
PAMAN begini saja, kami bawa darpa ke tempat kami supaya bisa kami pastikan benar atau tidaknya
DARPA baik paman saya ikut dengan paman
TIBRA nanti dulu (sambil menarik darpa)
DARPA apa-apan sih? Jangan menghalangi kakak
TIBRA nanti dulu kak. Kita harus berhati-hati
DARPA kenapa?
TIBRA boleh saya minta waktu sebentar? Saya mau berbicara dengan kakak saya dulu
PAMAN baik silahkan (paman dan kakak agak menjauh)
TIBRA kita harus pakai akal sehat kak. Mungkin saja mereka itu penculik
DARPA kenapa kamu berpikir seperti itu? Lagipula kalaupun mereka mau menculik kakak, apa yang mau mereka harapkan dari orang seperti kita?
TIBRA sadar kak. Mereka tadinya tidak tau apa-apa. Mereka hanya mencocokan cerita kita saja. Apa yang kita ceritakan tentang mimpi kakak tadi, mereka hanya mencocok-cocokan saja.
DARPA lalu kalaupun mereka mau menculik kakak. Apa yang mereka harapkan?  Kita bukan orang berada. Mereka tau itu.
TIBRA bisa saja kakak dibunuh lalu organ kakak diambil dan dijual
DARPA benar juga apa kata kamu.
TIBRA sudah, sekarang kakak diam saja dulu. Biar saya yang negosiasi. Keadaan kakak sedang tidak memungkinkan untuk berpikir jernih. Ada kemungkinan juga kalau mereka itu keluarga sarkara. Jadi sekarang biar saya yang bicara pada mereka.
DARPA baiklah, kakak percaya kepada kamu.
TIBRA tuan! (memanggil)
PAMAN bagaimana?
TIBRA boleh kakak saya tuan bawa. Tetapi saya ikut bersama kalian.
PAMAN wah tidak bisa. Karena kendaraan yang kami bawa tidak akan cukup untuk membawa kalian berdua.
TIBRA wah berarti bener kak dia mau menculik kakak (berbisik)… kalau begitu kakak saya tidak boleh kalian bawa.
KAKAK wah bagaimana ini paman?
PAMAN tenang.
TIBRA sudah jelaskan tuan? Kakak saya tidak bisa ikut dengan kalian.
PAMAN begini tibra, kakak mu akan kami jaga dengan baik. Bila nanti memang benar bahwa kakakmu adalah orang yang sarkara maksud. Maka akan dinikahkan tetapi bila bukan, akan kami kembalikan. Kami tidak akan berbuat jahat kepada kalian
TIBRA tetap tidak bisa.
PAMAN maaf tibra, darpa, sepertinya saya harus berbuat kekerasan.
(terjadi perkelahian. tibra dan darpa tidak sadarkan diri)
PAMAN maaf darpa saya harus berbuat seperti ini. Ini untuk kebaikan kalian juga. Gantari bantu paman membawa darpa.
(darpa dibopong masuk ke kendaraan mereka)

LATAR 3
(Kediaman sarkara)
SARKARA ayah, paman dan kakak sudah tiga hari belum kembali. apakah menurut ayah mereka akan berhasil bertemu dengan darpa?
AYAH berdoa saja mereka bisa menemukannya.
(terdengar suara kendaraan masuk di halaman rumah mereka)
AYAH nah itu mereka.
SARKARA aku ke kamar dulu ayah. Aku mau siap-siap
( kakak masuk)
AYAH bagaimana gantari? Apa kamu sudah menemukan darpa?
KAKAK sudah ayah, itu sedang bersama paman sebentar lagi mereka akan kemari. Tapi ayah jangan kaget yah
AYAH memang kenapa?
KAKAK mungkin darpa yang kami bawa bukan benar-benar darpa yang sarkara maksud.
(paman dan darpa masuk)
AYAH apa-apaan ini? kenapa kalian bawa orang miskin dan jelek masuk rumah ini?
KAKAK sabar dulu ayah
PAMAN iya sabar dulu. Kenalkan ini darpa.
DARPA ayah, saya darpa
AYAH apa kamu memanggil saya dengan sebutan ayah!
DARPA maaf tuan.
AYAH hey arnawarma, gantari. Kalau memang tidak bisa menemukan darpa, Jangan kamu bawa orang seperti ini untuk mengaku-ngaku sebagai darpa. Kalau memang tidak bisa menemukan orang yang dimaksud ya sudah.
PAMAN begini kak. Pria ini juga bermimpi. Mungkin mimpi yang sama dengan yang dialami oleh sarkara. Dia bermimpi bertemu sarkara dan dia juga bermaksud untuk mencari sarkara.
AYAH jangan mengarang cerita kamu arnawarma. Kamu tega keponakan kamu yang cantik itu menikah dengan lelaki jelek seperti dia?
DARPA paman saya pamit pulang saja.
PAMAN sebentar darpa, kamu tenang saja dulu.
DARPA saya malu paman. Sudah lah, mungkin memang bukan saya orangnya.
PAMAN nanti dulu darpa (menahan darpa yang ingin pergi)… begini saja, kita panggil saja dulu sarkara, supaya jelas benar atau tidak pria ini adalah darpa yang sarkara impikan
AYAH sudah pasti bukan arnawarma. Kalaupun memang dia orangnya, saya tidak akan sudi untuk menikahinya dengan sarkara. Tidak.
PAMAN tetapi tetap saja. Paling tidak biar sarkara lihat dulu… Gantari panggil sarkara, suruh dia kemari.
KAKAK iya paman. (gantari menuju kamar sarkara)
DARPA paman saya mau pulang saja
PAMAN jangan darpa. Biar sarkara lihat kamu dulu. Kamu juga manusia, sama seperti kita.
AYAH apa kamu bilang! Sama? Derajat dia berbeda dengan kita arnawarma.
PAMAN apa bedanya?
AYAH jelas beda. Kita kaum bangsawan
PAMAN tidak ada yang berbeda kak, kita semua sama.
(sarkara masuk, melihat darpa sarkara terpaku dan darpa menunduk malu)
AYAH neng sarka, liat, liat! Paman mu ini membawa badut kemari. Bukan membawa orang yang kamu maksud.
PAMAN sarka. Paman ingin bertanya. Apakah orang ini darpa yang kamu maksud.
SARKARA (sambil memeluk pamanya) makasih paman. Iya benar ini darpa. Darpa yang sarka maksud.
AYAH apa! Buka mata kamu sarka! Kamu bilang darpa dalam mimpimu itu tampan. Lihat ini, lihat wajah ini. bahkan lebih tampan anjing peliharaan kita sarka.
DARPA paman saya mau pulang saja. Saya tidak bisa melanjutkan ini.
SARKARA jangan darpa. Kamu jangan pergi.
AYAH biar sarka. Memang sudah seharusnya orang itu tau diri. Sudah pulang saja sana.
SARKARA jangan. Ayah jangan usir darpa. Dia benar-benar pria yang sarka impi-impikan
PAMAN tahan darpa. Jangan kamu pergi.
AYAH sarka, kamu sepertinya terkena guna-guna orang ini.
SARKARA tidak ayah. Sarka memang suka dan cinta kepada darpa
AYAH darpa berapa harta yang kamu inginkan saya akan kasih. Asal kamu pergi dari sini.
DARPA tidak tuan, saya tidak butuh itu. Saya akan pergi.
SARKARA jangn pergi darpa
PAMAN iya darpa.
DARPA tidak apa-apa paman. Biar begini saya punya harga diri. Saya memang mencintai sarka. Tapi jika ayahnya tidak mengizinkan, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sarka adalah milik ayahnya seutuh-utuhnya. Saya tidak berhak.
SARKARA ayah nikahkan sarka dengan darpa sekarang juga! Sarka mohon ayah
AYAH tidak, biar bagaimana pun tidak akan ayah nikahkan kamu kepada orang ini.
SARKARA kalau begitu ayah lebih memilih sarka untuk mati
AYAH sarka? Apa maksud kamu?
SARKARA sarka lebih baik mati ayah. Ketimbang hidup bergelimang harta tetapi tidak bahagia.
DARPA sudah sarka jangan melawan ayahmu. Aku sudah cukup senang bertemu dengan mu.
(ayah sarkara bingung dan takut mendengar ancaman sarkara)
AYAH baik sarka permintaan kamu akan ayah turuti. Tapi kamu janji untuk tidak bunuh diri
SARKARA tentu saja ayah.
AYAH permintaan kamu hanya menikah dengan darpa saja kan?
SARKARA iya ayah tidak ada yang lain.
AYAH baik. Darpa sini kamu!
DARPA iya tuan.
AYAH aku akan nikahkan kamu dengan sarka putriku, tapi dengan satu syarat.
DARPA apa itu?
AYAH setelah menikah, kamu harus langsung menceraikan sarka
SARKARA tapi ayah
AYAH diam. Kamu sudah janji bahwa kamu hanya ingin menikah dengan sarka tidak ada yang lain lagi.
DARPA sudah sarka... Baik saya terima persyaratan itu. Nikahkan saya dengan sarka.
AYAH arnawarma panggilkan gantari, kalian berdua akan menjadi saksi dalam pernikahan yang singkat ini.
(paman memanggil gantari)
KAKAK ada apa ayah?
AYAH kamu dan pamanmu akan menjadi saksi dalam pernikahan darpa dengan adikmu. Apa kamu bersedia gantari?
KAKAK baik ayah
AYAH darpa. Apa yang kau punya untuk dijadikan mahar dalam pernikahan ini?
DARPA saya hanya memiliki sarung bekas. (sambil menoleh sarkara) apakah kamu ikhlas sarka?
SARKARA saya ikhlas. Sangat ikhlas
AYAH ya sudah. Lagipula setelah akad ini selesai kamu juga akan langsung menceraikan anakku. Tidak usah lama-lama lagi. Mari segera kita mulai ijab Kabul ini. aku sudah muak melihat wajah pria susah ini.
(prosesi ijab Kabul berjalan)
AYAH sekarang kalian sudah resmi menikah. Nah sekarang darpa, cepat ceraikan anakku sarka
DARPA sebelumnya saya ingin bertanya kepada tuan.
AYAH bertanya apa?
DARPA apakah benar sarkara adalah anak kandung tuan?
AYAH tentu saja benar
DARPA prosesi ijab Kabul tadi sudah sesuai dengan hukum pernikah agama yang kita anut?
AYAH iya. Sudah jangan banyak bertanya. Cepat ceraikan sarkara
DARPA begini tuan, beberapa menit yang lalu sarkara adalah tanggungjawab tuan sebagai ayahnya. Tetapi setelah prosesi ijab Kabul tadi. Segala tanggungjawab yang telah tuan emban selama ini telah berpindah ke pada saya. Hidup mati sarkara saya yang bertanggungjawab sekarang. Dari ujung rambut sampai ujung kakinya saya yang akan menjaganya.
AYAH maksud kamu?
DARPA saya tidak akan menceraikan sarkara. Ayo sarkara kita pergi
(darpa dan sarkara pergi meninggalkan ayah)
AYAH mau kemana kalian? Kembali! arnawarma, gantari mengapa kalian diam saja. Cepat kejar mereka. cepat!
PAMAN maaf kak. Darpa sudah menjadi suaminya sarka yang sah. Saya tidak dapat berbuat apa-apa.
AYAH gantari cepat kejar adikmu itu
KAKAK maaf ayah. Apa yang paman bilang tadi benar. Darpa sudah menjadi suami sarka yang sah.
AYAH baik kalau kalian tidak mau membantu.

LATAR 4
(di taman desa darpa dan sarkara)
DARPA sarka..
SARKARA iya kang
DARPA boleh akang tidur dipangkuan kamu?
SARKARA tentu saja boleh. Kamukan sekarang sudah menjadi suamiku. Sini..! (darpa menaruh kepalanya di pangkuan sarkara)
DARPA akang ga sangka neng.
SARKARA kenapa kang?
DARPA ternyata mimpi kita itu bukan hanya sekedar mimpi. Tapi itu tanda dari mahagusti untuk kita.
SARKARA iya, sarka juga tidak menyangka ini semua terjadi. Sarka sangat bahagia kang. Benar disini, ditaman ini kita pertama kali bertemu dalam mimpi. Dan sekarang kita berdua ada disini dalam dunia nyata bukan dalam mimpi.
(darpa tertidur dipangkuan sarkara)
SARKARA kang? (melihat darpa) tidur rupanya.  Terimakasih tuhan telah mempertemukan kami. Aku sangat bersukur padaMu. (sambil mengusap kepala darpa) tampan sekali wajahmu suamiku. Aku rela bersamamu meninggalkan segala harta yang biasa ku nikmati asalkan selalu bersamamu. Kebahagiaan dan kesenangn di dunia ini memang tidak bisa di ukur dari harta benda. Hanya kasih sayang yang tulus yang akang beri pada sarka yang membuat sarka bahagia.
(tiba-tiba datang dua orang asing mendekat dan menyekap sarka)
Pembunuh1 (menyekap sarka dan membawanya pergi)
Pembunuh2 bangun-bangun! (menjambak rambut darpa)
DARPA ada apa sarka? (keadaan kurang sadar karena baru terbangun)
Pembunuh2 sarka sudah tidak ada
DARPA kemana sarka? Kau bawa kemana istriku?
Pembunuh2 jangan banyak bicara kamu. (menusuk pisau ke dada darpa lalu pergi)
DARPA aaaaaaahhhh. (mengerang kesakitan) gusti, mengapa ini terjadi kepadaku? Sarka.. sarka maafkan aku. Aku tidak bisa menjagamu (dengan nada sendu sambil mengerang kesakitan).


SELESAI